Mengenal Raja Ali Haji: Bapak Bahasa Indonesia yang Juga Keturunan Kesultanan Selangor, Malaysia

App
Brand
Raja Ali Haji, pahlawan nasional asal Riau dan dijuluki sebagai Bapak Bahasa Indonesia, terkenal melalui karyanya, Gurindam Dua Belas. Beliau menerima pengakuan sebagai pahlawan nasional dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 10 November 2004.
Lahir di Selangor pada 1808, Raja Ali Haji adalah anak dari Raja Ahmad dan cucu Raja Haji Fisabilillah, serta saudara dari Raja Lumu, Sultan Selangor pertama. Beliau merupakan keturunan prajurit Bugis yang tiba di Riau pada abad ke-16. Pendidikan bahasanya dimulai pada 1822 saat ia mengikuti ayahnya ke Batavia dan kemudian belajar bahasa Arab serta agama di Mekkah pada 1828.
 
Pendidikan dan Latar Belakang Intelektual
Dalam masa kecilnya, Raja Ali Haji menerima pendidikan yang komprehensif. Beliau belajar berbagai disiplin ilmu, mulai dari agama, sastra, hingga ilmu pengetahuan. Pendidikan ini tidak hanya berasal dari lingkungan keraton, tapi juga melalui pendidikan formal dan informal dari ulama-ulama terkemuka di Riau, seperti Sayyid Osman bin Abdullah Al Idrus (Kartodirdjo, Sartono. "Sejarah Indonesia: Sebuah Pengantar". Jakarta: Grafiti Pers, 1988).
 
Peran Politik
Sebagai anggota keluarga kerajaan, Raja Ali Haji memiliki peran politik yang signifikan. Beliau sering terlibat dalam diplomasi dan hubungan internasional, khususnya dalam menjaga kedaulatan dan integritas wilayah Kesultanan Riau-Lingga di tengah tekanan kolonial. Keterlibatannya dalam politik juga mencerminkan kebijaksanaan dan pemahaman mendalam tentang dinamika kekuasaan regional (Reid, Anthony. "Witness to Sumatra: A Traveller's Anthology". Oxford University Press, 1995).
 
Kontribusi dalam Sastra Melayu
Raja Ali Haji dikenal luas sebagai penyair, sejarawan, dan ahli bahasa. Salah satu karyanya yang paling terkenal adalah "Gurindam Dua Belas," sebuah karya sastra yang mengajarkan tentang moralitas dan tata krama. Selain itu, "Tuhfat al-Nafis" menjadi karya sejarah penting yang mendokumentasikan sejarah Melayu, khususnya di Riau-Lingga. Karya-karyanya ini sangat berpengaruh dalam memperkaya khazanah sastra dan sejarah Melayu (Milner, A.C. "The Malays". Wiley-Blackwell, 2008).
Sebagai penasihat agama di Kesultanan Riau Lingga sejak 1845, Raja Ali Haji berkontribusi luas dalam sastra, pendidikan, dan kebudayaan. Gurindam Dua Belas, ciptaannya pada 1846, dipublikasikan oleh E. Netscher pada 1854. Karya lainnya, Bustan al-Kathibin, ditulis di Batavia pada 1857. Kitab Pengetahuan Bahasa, yang ia tulis, menjadi dasar Kamus Loghat Melayu Johor Pahang Riau Lingga, referensi utama bahasa Melayu.
Kamus Loghat Melayu Johor Pahang Riau Lingga menjadi kamus bahasa pertama di Indonesia dan menjadi acuan bahasa Indonesia pada Kongres Pemuda 28 Oktober 1928. Raja Ali Haji meninggal antara 1872-1873 dan dimakamkan di pemakaman Engku Putri Raja Hamidah.
 
Peninggalan dan Warisan Budaya
Warisan Raja Ali Haji tidak hanya terbatas pada karyanya yang tertulis, tetapi juga dalam pengaruhnya terhadap budaya Melayu. Beliau dihormati sebagai salah satu tokoh yang membentuk identitas dan kebudayaan Melayu modern. Melalui karya-karya sastranya, Raja Ali Haji memberikan sumbangsih yang besar dalam memperkenalkan dan melestarikan nilai-nilai budaya dan adat istiadat Melayu kepada generasi berikutnya (Andaya, Leonard Y. "The World of Maluku: Eastern Indonesia in the Early Modern Period". University of Hawaii Press, 1993).
 
Kesimpulan
Kehidupan Raja Ali Haji merupakan refleksi dari kekayaan sejarah dan budaya Melayu. Melalui pendidikan, peran politik, dan terutama kontribusi sastranya, beliau telah meninggalkan warisan yang abadi. Kehidupan dan karya Raja Ali Haji terus menginspirasi dan memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya menjaga dan merawat kekayaan budaya dan sejarah.
 
Referensi:
  1. Kartodirdjo, Sartono. "Sejarah Indonesia: Sebuah Pengantar". Jakarta: Grafiti Pers, 1988.
  1. Reid, Anthony. "Witness to Sumatra: A Traveller's Anthology". Oxford University Press, 1995.
  1. Milner, A.C. "The Malays". Wiley-Blackwell, 2008.
  1. Andaya, Leonard Y. "The World of Maluku: Eastern Indonesia in the Early Modern Period". University of Hawaii Press, 1993.
  1. Website https://www.gramedia.com/literasi/pahlawan-asal-sumatra/ diakses pada 5 Januari 2023 pukul 15.38 WIB.